Minggu, 2 Mei 2021

Romi Novriadi, Membangkitkan Pesona Akuakultur Indonesia

Romi Novriadi, Membangkitkan Pesona Akuakultur Indonesia

Foto: Dok. Pribadi
“Saya ingin membuat research center yang bisa menjadi acuan referensi dunia untuk pakan. Sumber daya alam kita melimpah dan mendukung untuk itu.”

Aquaculture innovation center berbasis kearifan lokal membuka pandangan generasi muda bahwa perikanan budidaya memiliki masa depan cerah.


Cita-cita sudah tercapai, hasrat telah terpenuhi. Impian terpendam apalagi yang ingin diwujudkan Romi Novriadi, Director World Aquaculture Society (WAS) Asia Pacific Chapter? Mengapa pula ia mengingatkan Indonesia untuk tidak terlena dengan gelar produsen akuakultur terbesar kedua dunia? Temukan jawabannya dalam perbincangan bersama AGRINA.


Inovasi

Produksi akuakultur (perikanan budidaya) Indonesia sebanyak 16 juta ton atau urutan kedua setelah China. Namun, Romi menggarisbawahi, produksi ini didominasi rumput laut sekitar 11 juta ton, sisanya udang dan ikan. “Produksi akukultur sebenarnya harus lebih fokus dengan peningkatkan produksi finfish (ikan bersirip) dan crustacea (udang-udangan),” saran pria kelahiran 11 November 1981 itu.  

Produksi ikan dan udang nasional sebenarnya tidak terlampau jauh dengan Vietnam dan India. Gencarnya peningkatan produksi udang dan ikan di kedua negara itu bisa melibas Indonesia. “Kalau tidak melakukan inovasi peningkatan produktivitas, paling mungkin disalip oleh Vietnam. Ini tentu sangat memalukan mengingat panjang pantai Indonesia lebih luas, sumber daya manusia juga lebih banyak, dan sumber daya alam juga lebih melimpah,” tukasnya.

Pria yang berprinsip “Dengan kejujuran, hidup menjadi lebih berarti. Dengan kerja keras, hidup menjadi lebih baik” ini meminta para pemangku kepentingan (stakeholder) menerapkan inovasi teknologi pakan dan pengendalian penyakit. “Inovasi harus terus dilakukan. Jangan sampai kalah dengan inovasi yang dilakukan negara-negara tetangga,” tegasnya.

Terlebih, banyak tantangan akuakultur yang harus diperbaiki. Yakni, ungkap Romi, tata kelola dan tata niaga harus diperhatikan agar lebih efisien, validitas data yang betul-betul menggambarkan produksi akuakultur, serta memperhatikan keberlanjutan dan pasar.

“Kalau ingin berkembang, jangan berharap pada pasar lokal saja tapi bagaimana bisa mengembangkan produk yang diunggulkan di pasar global. Produk harus diamati apakah bisa masuk daftar prioritas yang harus dikembangkan sehingga energi bisa lebih fokus untuk menambah devisa negara,” papar penggemar wisata kuliner dan bersepeda ini.


Kearifan Lokal

Pentingnya inovasi menginisiasi Romi mendirikan aquaculture innovation center melalui WAS Asia Pacific Chapter. WAS ialah organisasi nirlaba yang bergerak dalam diseminasi teknologi dan informasi akuakultur dengan keanggotaan 4.000 stakeholders akuakultur dunia. WAS memiliki cabang (chapter) di Amerika, Amerika Latin dan Karibia, Asia Pasifik, Korea, dan Afrika.

“Tahun ini kita berencana membuat aquaculture innovation center di Indonesia. Jadi, semacam inkubator bisnis dan ide. Kita ingin anak-anak muda tidak sensitif dengan dunia perikanan dengan kesan dekil, ekonominya kurang. Kita ingin membangkitkan pesona perikanan dengan ide perusahaan startup, teknologi, dan perikanan budidaya memiliki masa depan yang cerah,” urai penikmat minuman jahe itu.

Inkubator bisnis akan diresmikan di Poltek Analisa Usaha Perikanan (AUP), Jakarta. Unit ini berisi para pemikir sebagai pembuat ide dan pelaksana yang mengkonversi ide menjadi produk. WAS Asia Pasifik menghubungkan perusahaan dengan kampus untuk pengembangan teknologi dan edukasi akuakultur.
 
“Peran WAS membantu koordinasi pendanaan yang dibutuhkan untuk diusulkan ke perusahaan. Masih dalam penjajakan tapi ada perusahaan yang berminat menanam investasi di Indonesia untuk membangun unit inkubasi inovasi dan bisnis ini,” jelas suami Renny Amalia itu semringah.



Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 323 terbit Mei 2021 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain