Senin, 16 April 2018

Menjaga Kesehatan Unggas dengan Pendekatan Terintegrasi

Selain pemilihan alternatif imbuhan pakan yang tepat, menjaga kualitas air adalah hal utama yang perlu diperhatikan.
 
Mulanya peternak unggas enggan untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (AGP). Mereka khawatir kinerja ternaknya terpengaruh. Memang tanpa AGP produktivitas pasti turun lantaran peternak masih mencari-cari pengganti yang tepat.
 
Imbuhan pakan alternatif pengganti AGP memang telah banyak tersedia di pasaran. Namun pemilihannya tak gampang karena mencari yang dapat menunjang kesehatan usus agar kinerja ternak meningkat secara keseluruhan. Head of Feed Additive PT Trouw Nutrition Indonesia, Supangat menekankan, memelihara ternak tanpa AGP perlu pendekatan yang terintegrasi (integrated approach).
 
Pengurangan antibiotik secara drastis dalam produksi, imbuh Supangat, dapat dicapai dengan model peternakan baru yang berdasarkan pendekatan terintegrasi serta kolaborasi banyak pemangku kepentingan. Yang dimaksud pendekatan terintegrasi meliputi manajemen pakan, kandang, dan kesehatan. “Kombinasi manajemen pakan, kandang, dan kesehatan menjadi hal utama untuk menjawab tantangan dalam jangka panjang,” ungkap lulusan Fapet UGM itu ketika berbincang dengan AGRINA terkait budidaya ternak tanpa AGP.
 
 
Mendukung Kesehatan Usus
 
Dalam usaha peternakan ayam, pembelian pakan menghabiskan 70% dari total biaya produksi. Maka tak mengherankan, setiap peternak berharap ayamnya dapat menyerap nutrisi yang diberikan secara optimal. Supangat menjabarkan, pemberian nutrisi yang baik dimulai dari awal siklus produksi. Untuk itu, kesehatan saluran cerna dan sistem imun berperan penting agar proses penyerapan nutrisi berlangsung sempurna.
 
Peran antibiotik tak hanya mencegah dan mengobati penyakit dalam peternakan ayam, tetapi juga bisa membantu proses pertumbuhan dengan menyehatkan usus. Kondisi lingkungan yang sulit diprediksi membuat antibiotik juga berperan sebagai bagian dari protokol kandang.
 
Untuk mengontrol kesehatan usus ayam, sebelum 2018 peternak dimudahkan dengan penggunaan AGP. Normalnya, AGP mengambil semua peranan seperti memperbaiki physical barrier, penyerapan, organ imun, dan menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan. 
 
Unggas ras memiliki potensi performa yang tinggi.  Performa tinggi ini berawal dari usus yang sehat. Kesehatan usus bisa tercipta dari stabilnya keberadaan mikrobiota di dalamnya. “Keseimbangan mikrobiota yang stabil dan beragam penting untuk sistem pencernaan, kesehatan usus dan kinerja ayam,” papar Supangat.
 
 
Pemilihan Alternatif
 
Sebagai subtitusi, Supangat mengatakan, imbuhan alternatif harus bisa mencegah berkembangnya patogen dan mampu menyeimbangkan mikrobiota di dalam usus. Sebab, 70% tantangan pada ternak terjadi di sistem pencernaan. Di samping itu, imbuhan pakan seharusnya juga bersifat antibakterial. Namun akan lebih baik bila mampu meningkatkan sistem kekebalan pada pencernaan (gut associated immune system).
 
Dengan demikian, proliferasi sel epitel akan terbantu dan keberadaan imunomodulator juga tertunjang. Misalnya dengan memproduksi mukosa yang membantu sistem imun. “Produk yang lebih baik lagi adalah yang juga mengandung antioksidan karena dapat menurunkan heat stress. Itu udah bagus banget,” tegas Supangat.
 
Sebagai solusi alternatif AGP, dia menyebut Presan FY. Produk keluaran Trow ini merupakan campuran sinergis dari senyawa fenolik, slow release C12, butirat, asam lemak rantai menengah (MCFA) dan asam organik. Presan mampu menstabilkan mikrobiota di seluruh usus dan meningkatkan performa ternak.
 
Tak jauh beda dengan Supangat, ditemui pada kesempatan lain, Rolando Valientes, Regional Category Manager – Eubiotics, Asia Pacific DSM, mengatakan, nutrisi, manajemen kandang, dan kesehatan menjadi kunci untuk fokus menghadapi produksi tanpa AGP. Berlandaskan ketiga hal tersebut, ia pun mengenalkan eubiotik sebagai solusi. 
 
Eubiotik merupakan produk non-antibiotik yang dapat menjaga kesehatan dan performa unggas dengan memodulasi keberadaan flora di dalam usus. “Eubiotik bisa berupa produk tunggal ataupun kombinasi seperti senyawa asam organik, minyak esensial ditambah asam benzoat, serta probiotik. “Konsep terbaru yang dikembangkan DSM ini untuk menggantikan peran AGP dan mendukung dalam memproduksi daging ayam yang aman,” ujarnya.
 
Selain eubiotik, David Zhu, Regional Technical Manager DSM Nutrition Products, Asia Pacific menyebut enzim sebagai bahan penting lainnya. Pasalnya, permasalahan yang masih cukup krusial di dalam bahan baku adalah adanya kandungan NSP (Non-Starch Polysaccharides) yang berbeda-beda.
 
NSP yang mudah terlarut dapat menimbulkan viskositas (kekentalan) tinggi yang kemudian menyebabkan pertumbuhan bakteri berlebih pada usus proksimal. Sehingga kehadiran enzim seperti xilanase dan beta glukanase dibutuhkan untuk membantu penyerapan nutrisi dari pakan.
 
 
Faktor Esensial Air
 
Di samping pakan, Supangat menggarisbawahi,  air pun harus dikontrol karena menjadi faktor esensial yang dapat mempengaruhi performa dan produktivitas ayam. Mulai dari perilaku ayam, pola konsumsi, hingga kualitas daging dan telur. Pada dasarnya, program bebas AGP ini harus mencegah masuknya patogen ke dalam saluran cerna ternak.
 
Minimum ayam minum air dua kali lebih banyak dari jumlah pakan yang ditelannya. Kelebihan dan kekurangan konsumsi air pada ayam akan menimbulkan masalah, seperti terganggunya sistem keseimbangan. “Kalau pakan sudah bagus, tapi air tidak dikontrol, khususnya kalau terkontaminasi Salmonella dan E. coli, itu sudah pasti jadi sumber masalah,” ia mengingatkan.
 
Umumnya, pengolahan air dilakukan dengan klorinasi dan pengaturan pH. Selain itu ada juga pengelolaan air dengan perlakuan pengasaman (acidification). Pengasaman ini memacu kinerja enzim dengan menurunkan pH di dalam saluran pencernaan.
 
Dengan menurunnya pH saluran pencernaan, pertumbuhan populasi bakteri patogen dapat ditekan. Tak hanya itu, pengasaman juga mengoptimalkan kerja oral antibiotik, mencegah pengendapan kapur di saluran pencernaan, serta menambah ketersediaan klorin. Pada akhirnya biaya klorinasi berkurang.
 
Jadi, tiga tahap untuk meningkatkan performa ayam, “Air minum yang sehat, menekan kadar pH di dalam saluran pencernaan, dan mengontrol perkembangan bakteri di dalam usus,” pungkasnya.
 
 
Try Surya Anditya

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain