Sabtu, 7 Juli 2018

Merawat Tanaman Lebih Presisi

Dengan teknologi, aplikasi pemupukan dan penggunaan pestisida lebih tepat dosis untuk tanaman.
 
 
Teknologi drone tidak hanya digunakan sebagai pemetaan, tetapi juga penyemprotan pestisida dan pupuk cair. Di perkebunan tebu, drone sangat membantu proses penyemprotan herbisida dari atas.
 
Selain di perkebunan tebu, pertanian padi pun mulai mencoba teknologi pesawat tanpa awak itu. Sedangkan pada perkebunan sawit, penggunaan penyemprot pestisida atau pupuk cair masih kurang santer karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi.
 
Untuk saat ini, aplikasi drone pada pertanian padi masih dalam tahap penelitian. Menurut Midzon Johannis, Head of Corporate Affairs Syngenta Indonesia, aplikasi perawatan tanaman dengan precision farming untuk padi mungkin akan masif 5-6 tahun ke depan. “Untuk sekarang masih sulit karena lahannya banyak yang kecil-kecil,” prediksinya.
 
 
Penyemprotan
 
Perawatan tanaman secara manual berisiko terhadap kesehatan manusia. Di samping itu, tenaga manusia juga terbatas, terkadang tidak konsisten. Saat menyemprot, tenaganya bisa lebih besar, bisa lebih kecil. Sehingga dosis penyemprotan juga tidak konsisten.
 
Untuk pengerjaan, tenaga manusia hanya mampu menyelesaikan rata-rata 0,3 ha/hari. Drone pun lantas digadang menjadi salah satu alternatif solusi dalam penyemprotan. Penggunaannya, diklaim 40 kali lebih efisien dari penyemprotan tenaga manusia.
 
Salah satu drone yang bisa membawa tangki penyemprot adalah AGRAS MG-1S. Drone ini bisa membawa cairan dengan beban maksimal 10 liter. Penyemprotan bisa diselesaikan selama 8 menit/ha. Untuk dosis aplikasi yang tepat, tangki drone dilengkapi nozel yang bisa diatur jadi penyemprotan bisa berlangsung secara konsisten.
 
Drone keluaran DJI itu, juga dilengkapi dengan radar sensing yang bisa mendeteksi hambatan di depannya. “Kalau ada hambatan di depannya, drone bisa menghindar supaya tidak menabrak,” papar Johannes Soekidi, Managing Director PT Halo Indah Permai. Dengan menggunakan drone, operator hanya perlu menetap di satu titik sambil mengendalikan drone dengan pengendali jarak jauh.
 
Dosis aplikasi dari udara dengan dosis aplikasi daratan tidak bisa disamakan. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai dosis tepat untuk penyemprotan dari udara. Menurut Arya Yudas, Marketing Manager Crop Protection Dupont Indonesia, untuk menanggulangi wereng, petani tetap harus menyemprot dari bawah. “Secara teori kan werengnya ada di bawah, kalau disemprot dari atas tidak kena,” jelasnya. Yang jelas, jenis pestisidanya harus tepat. Sebaiknya, lanjut Arya, pilih pestisida yang bekerja secara sistemik.
 
 
Galuh Ilmia Cahyaningtyas, Syatrya Utama
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain