Senin, 4 April 2022

Frans Marganda Tambunan, Sukses di Swasta dan BUMN

Frans Marganda Tambunan, Sukses di Swasta dan BUMN

Foto: Brenda Andriana
“Ketika mencintai pekerjaan, rasa suka cita bekerja itu lebih tinggi dari masalah yang kita hadapi.”

Melihat dari dua sisi yang berbeda agar menjadi lebih baik.
 
 
Siapa pun yang berniat sukses pasti ada jalan. Tak terkecuali Frans Marganda Tambunan yang baru-baru ini dipercaya oleh Menteri BUMN, Erick Thohir untuk menduduki jabatan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), induk Holding BUMN Pangan yang kini disebut ID FOOD.
 
 
Peternakan
 
Lahir di Pematangsiantar, Sumut, Frans tak pernah bermimpi akan menjadi orang nomor satu di salah satu perusahaan pelat merah seperti posisinya saat ini. Yang ada dibenaknya adalah keinginan mengubah nasib dan hidup layak. “Dari kecil kalau ditanya apa cita-citanya, saya jawab jadi Insinyur Peternakan. Karena, saya mau hidup layak serta lebih baik,” bukanya kepada AGRINA.
 
Frans berlatar keluarga sangat sederhana. Sang ayah berprofesi sebagai guru dan ibunya berdagang kecil-kecilan. Sejak dini, penyuka ternak ini sudah punya bakat bisnis. Saat ibunya menjual buku Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Frans ikut menjajakan buku tersebut ke teman-temannya. Meski lelah, ia tak pernah bosan melakukan aktivitas itu sambil bersekolah. “Passion (hasrat) dagang saya datang dari ibu,” katanya bangga. Dari sang ibu pula, ia belajar arti kerja keras.
 
Sedangkan, ayah Frans mengutamakan penanaman nilai-nilai kejujuran pada anak-anaknya. Di bidang PMP (Pendidikan Moral Pancasila) misalnya, sang ayah selalu menekankan, bukan nilai akademik yang harus didapat. Namun, yang terpenting adalah tingkah laku harus sesuai dengan nilai dan aturan yang tertuang dalam pelajaran itu.
 
Jadi, sambung alumnus Teknologi Hasil Peternakan Fakultas Peternakan IPB University ini, “Kita tidak boleh menafikan profesi orang tua. Besar atau kecil profesi orang tua, itu membentuk karakter kita.” Secara tidak langsung, profesi kedua orang tuanya membentuk karakter Frans menjadi pribadi tangguh dan mandiri hingga meraih kesuksesan.
 
 
Swasta
 
Untuk mengejar satu keinginan, ucap Frans, perlu kerja keras dan tidak boleh gampang menyerah. Karena itu, ia selalu bekerja keras dan sungguh-sungguh dalam segala hal, terutama pekerjaan. “Cita-cita saya memang mau hidup layak dan lebih baik. Itu yang memicu saya untuk bekerja keras dan sungguh-sungguh,” serunya.
 
Lulus kuliah pada 2021, Frans mengawali karier sebagai konsultan di perusahaan kimia. Di tahun yang sama, ia memperluas keahlian menjadi Category Manager pada salah satu ritel modern, PT Hero Supermarket. Inilah pembuka jalan Frans menapaki karier di berbagai ritel ternama seperti PT Carrefour Indonesia, PT Makro Indonesia, dan PT Lotte Shopping Indonesia.
 
Kemudian tahun 2015, kisahnya, Pemprov DKI Jakarta membuka kesempatan buat profesional untuk mengikuti fit & proper test Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta. “Saya ikut dan lulus, masuklah di Food Station Tjipinang Jaya,” tukasnya. Ia menempati posisi Direktur Operasional PT Food Station Tjipinang Jaya, BUMD yang berfungsi strategis sebagai pilar ketahanan pangan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
 
Usaha tak pernah mengkhianati hasil. Berkat kerja keras, karier Frans melesat. Selama 15 tahun malang-melintang di industri rantai pasok pangan, pada 21 Desember 2020 takdir membawanya menduduki jabatan Direktur Komersial ID FOOD. “Kalau dilihat karier saya di ritel, lebih ke arah hilir. Semakin ke sini, lebih banyak ke hulu. Sekarang di RNI (ID FOOD) balik lagi urusin dari hulu ke hilir karena komersil itu dalamnya ada produksi, processing, sampai ke penjualan,” terangnya tertawa.
 
 
Kompetitif
 
Perusahaan BUMN harus bisa kompetitif secara kualitas dan pada strategi pasar. Karena itu, ulasnya, ID FOOD memproduksi beras yang fokus menyasar market premium. “Di beras ini kita juga melihat ada potensi go global atau ekspor. Tahun lalu kita sudah mulai untuk mengekspor ke Timur Tengah,” urai pria kelahiran 5 Februari 1978 ini.
 
Frans menilai, beras khusus seperti beras merah, beras hitam, dan beras organik juga punya potensi bisnis sebesar beras premium. “Ini yang akan kita bangun untuk segmen pasar tertentu di mana harga tidak diatur HET (Harga Eceran Tertinggi) sehingga potensi marginnya lebih baik,” ungkapnya.
 
Pria berkacamata ini percaya, keberuntungan merupakan formulasi antara kesiapan dan kesempatan. Keberuntungan akan terwujud saat mampu mempersiapkan diri ketika kesempatan itu datang. Siapa yang menduga, tepat di Maret 2022 melalui Keputusan Menteri BUMN, Frans ditetapkan sebagai Direktur Utama ID FOOD.
 
Kiprah di swasta dan BUMN menjadikan Frans melihat lebih luas dari dua sisi berbeda. “Sehingga pada saat mengambil keputusan, akan berikan masukan, itu kita itu bisa lebih baik karena melihat dari dua kepentingan, baik si pelaku usaha swasta maupun pelaku usaha pemerintah dari kebijakan pemerintah. Pengalaman di swasta ini sangat membantu untuk mencari keseimbangan hidup,” cetusnya.
 
Frans mengaku, banyak pengalaman menyenangkan kala bekerja di BUMN meski tak menampik ada pula dukanya. “Bagi saya begini, ketika mencintai pekerjaan, rasa suka cita bekerja itu lebih tinggi dari masalah yang kita hadapi,” tambahnya.
 
 
Seimbang
 
Meraih kesuksesan karier, tidak berarti mengorbankan keluarga. Menurut bapak 3 orang putri ini, bekerja di swasta ataupun birokrat, keduanya harus memiliki totalitas yang tinggi dengan keluarga tetap menjadi prioritas utama supaya hidup lebih seimbang.
 
Ini bukan hal yang mudah dicapai. Karena itu, Fransmengaku, sang istri sangat mengerti akan profesinya. “Dukungan anak dan pasangan itu nomor satu. Tanpa dukungan yang kuat, saya tidak bisa seperti saat ini. Istri saya bersedia resign dari pekerjaanya untuk mengurus anak-anak, saya fokus bekerja,” ujarnya. Untuk menjaga keharmonisan keluarga, ia menyarankan, jangan pernah membawa masalah kantor ke rumah atau sebaliknya.
 
Dengan aktivitas yang super padat, suami Leni Tobing ini punya cara tersendiri meluangkan waktu bersama keluarga.  Ia selalu mengusahakan pulang lebih cepat ke rumah 1-2 hari agar bisa berkumpul dengan keluarga, terutama anak-anak. “Saya ini family man (pecinta keluarga). Kalau pas senggang, saya ajak anak, istri jalan-jalan.  Tak perlu jauh dan mahal. Atau, saat akhir pekan disepakati sebagai hari tidur bersama, anak-anak boleh tidur bersama di kamar orang tua, atau sepeda bersama. Itu sudah bahagia rasanya,” bukanya.
 
Terkadang Frans melakukan hobi yang disukai seperti berkebun, fotografi, dan memelihara ikan koi untuk menghilangkan penat dan stres. “Biar hidup lebih seimbanglah. Jangan sampai karier tinggi tapi tua kita stroke karena nggak punya stress release,” katanya tertawa.
 
Bebungaan salah satu tanaman yang ia pelihara. “Bunga itu juga ada filosofinya lo,” sahutnya. Saat menanam bunga, kita harus mempelajari karakter bunga. “Kalau over-kasih sayang, itu bunga malah mati,” katanya. Pun saat berkomunikasi dengan sesama, berbeda-beda perlakuannya. “Itu harus sesuai karakter mitra atau teman yang kita hadapi. Saya belajar dari tanaman seperti itu,” pungkasnya.
 
 
 
Windi Listianingsih, Brenda Andriana

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain