Selasa, 12 September 2023

BUNEX 2023: Hilirisasi Perkebunan Sebagai Kekuatan Ekonomi

BUNEX 2023: Hilirisasi Perkebunan Sebagai Kekuatan Ekonomi

Foto: Sabrina Yuniawati
2. Rembug Pekebun Indonesia menjadi salah satu pembahasan di BUNEX 2023 untuk memperkuat hilirisasi perkebunan

Penguatan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
 
Hilirisasi menjadi ikon baru dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Pemerintah pun mendorong pelaku usaha memperkuat hilirisasi perkebunan sebagai kekuatan ekonomi masa depan bangsa.
 
"Hilirisasi adalah kekuatan Indonesia sekaligus ikon baru yang harus kita ciptakan bersama. Paling tidak, biodiesel dari perkebunan itu bisa membuat biodiesel impor tidak berkutik," ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat membuka Perkebunan Indonesia Expo (BUNEX) 2023, Kamis (7/9).
 
BUNEX 2023 bertajuk ‘Penguatan Hilirisasi Perkebunan untuk Ketahanan Ekonomi Global’ dan digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangsel, Banten selama 3 hari, pada 7-9 September.
 
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dan didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai sponsor utama ini bertujuan menciptakan peluang dalam berinteraksi, bekerja sama, dan berinovasi bagi stakeholder perkebunan guna mewujudkan keselarasan dalam kegiatan kewirausahaan perkebunan yang partisipatif, berdaya saing, dinamis, dan berkembang.
 
Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS mengatakan, BUNEX 2023 merupakan langkah positif untuk memperkenalkan dan mengangkat produk-produk perkebunan, termasuk turunan kelapa sawit. Kelapa sawit tidak hanya menghasilkan minyak, namun juga memenuhi kebutuhan pangan hingga bahan bakar energi.
 
 
Kinerja Perkebunan
 
Pertanian merupakan sektor yang paling strategis mendukung perekonomian, terutama selama pandemi Covid-19. Dalam empat tahun terakhir, pertanian mampu tumbuh positif saat sektor lain terkontraksi akibat berbagai krisis global.
 
"Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Sektor pertanian tidak hanya memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat pedesaan tetapi juga memainkan peran kunci dalam menyediakan makanan, pangan, dan bahan baku untuk industri lainnya," ujar SYL.
 
Setelah pandemi, dunia dihadapkan pada El Nino yang berdampak kekeringan ekstrem dan cuaca panas berkepanjangan. Hal itu dapat memicu kebakaran hutan dan lahan serta merusak tanaman pertanian dan hutan yang menjadi sumber air dan ekosistem penting.
 
Menghadapi tantangan tersebut, ungkap SYL, pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) perkebunan triwulan II 2023 tetap beraksi positif, naik 3,71% (yoy) dibanding tahun 2022, dari Rp200,48 triliun menjadi Rp207,92 triliun. Kontribusi PDB perkebunan untuk PDB pertanian sebesar 37,16% dari Rp559,52 triliun.
 
PDB perkebunan mengacu pada peningkatan nilai produksi dan kontribusi ekonomi yang dihasilkan oleh aktivitas pertanian dengan fokus pada tanaman kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan lainnya. Hingga triwulan II 2023, nilai ekspor-impor perkebunan naik 4,27%, dari Rp43,66 triliun ke Rp47,93 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari kelapa sawit sebesar 78,55% atau Rp37,64 triliun.
 
Dirjen Perkebunan, Kementan, Andi Nur Alamsyah mengulas, perkebunan menyumbang ekspor pertanian dengan porsi terbesar, 93,20% atau Rp209,4 triliun. "Perkebunan berkontribusi terhadap nilai ekspor nasional sebesar 12,91%. Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditas perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus ditingkatkan. Ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada tahun ini paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi," urainya.
 
Perekonomian Indonesia akan sangat bergantung pada pertanian, terutama perkebunan guna menghadapi krisis pangan global dan El Nino. Mentan berharap, BUNEX 2023 menjadi tempat pengembangan perkebunan Indonesia yang maju, mandiri dan modern serta sebagai sarana promosi bagi wirausaha perkebunan.
 
Lalu, dapat memotivasi pekebun/petani Indonesia menjadi pekebun/petani yang tangguh dan mampu bersaing baik secara lokal maupun global serta menyediakan ruang kolaborasi dan sinergi bagi pekebun/petani untuk saling berinteraksi, bekerja sama, dan berinovasi.
 
 
Penguatan Hilirisasi
 
Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan perkebunan beserta turunannya di antaranya melalui penguatan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing. Hilirisasi mampu meningkatkan nilai ekspor sejumlah komoditas seperti kelapa sawit, kopi, dan kakao yang tumbuh menjadi Rp58,45 triliun pada Juni 2023. Peningkatan daya saing melalui hilirisasi perlu didukung strategi pemasaran yang tepat untuk menembus berbagai pasar.
 
Melalui hilirisasi perkebunan, ulas Mentan SYL, sasaran Indonesia dalam memperkokoh ekonomi nasonal bisa segera terwujud. Perlu konsolidasi semua pihak dalam memperbaiki lahan perkebunan, salah satunya sawit.
 
Ia beranggapan, di masa depan sawit merupakan emas senilai 100 karat. "Kenapa? Karena sawit bisa menghidupi 280 juta penduduk Indonesia," katanya. Sebab itu, ucapnya, ”Saya sangat berharap melalui BUNEX ini ada kesepahaman dari teman-teman privat sektor lebih khusus dalam mengakselerasi hilirisasi."
 
Di ajang BUNEX 2023 Ditjen Perkebunan (Ditjenbun) mengadakan FGD ‘Akselerasi Pemanfaatan Dana Sarana Prasarana bagi Perkebunan Kelapa Sawit’, Talkshow ‘Peningkatan Hilirisasi Produk Kelapa Sawit’, dan Rembug Pekebun Indonesia tentang ‘Penguatan Tata Kelola Perkebunan Nasional’. ”Berbagai pembahasan di BUNEX 2023 ini demi penguatan hilirisasi perkebunan untuk ketahanan ekonomi global," imbuh Andi Nur.
 
Pada hilirisasi industri minyak sawit, Indonesia diharapkan mampu mengubah posisi dari raja CPO dunia menjadi raja hilir di 2045. Caranya melalui 3 jalur hilirisasi, yaitu oleofood (oleofood complex), oleochemical complex, dan biofuel complex. Merrijantij P. Pintaria, Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Ditjen Industri Agro, Kemenperin menuturkan, industri hasil perkebunan berperan penting bagi sektor industri agro. Pada 2022 ekspor industri hasil perkebunan mencapai US$36,55 miliar atau Rp568,9 triliun.
 
”Komoditas perkebunan mainstream Indonesia adalah kelapa, kelapa sawit, kakao, kopi, teh, dan minyak atsiri. Komoditas kelapa sawit dan turunannya merupakan produk ekspor utama Indonesia (menyumbang 81,4% total ekspor industri hasil perkebunan), mengingat Indonesia merupakan negara produsen terbesar kelapa sawit. Komoditas kelapa sawit menjadi model hilirisasi industri yang mampu mendorong ekspor produk bernilai tambah hasil kegiatan usaha pengolahan di dalam negeri," urainya.
 
Andi Nur memaparkan, pemerintah mendorong peningkatan nilai tambah produk perkebunan agar mengangkat kesejahteraan petani. Yaitu, dengan penyediaan benih perkebunan yang unggul dan bermutu melalui pembangunan nursery perkebunan di kawasan pengembangan.
 
Hilirisasi yang dikembangkan Ditjenbun meliputi kopi Java Preanger Lestari Mandiri di Bandung, Jabar, Atar Aroma Atsiri, produk turunan minyak atsiri di Purwakarta, Jabar, gula kelapa di Purbalingga, Jabar. Kemudian, gula aren Hariang di Lebak, Banten, Kelorina-Moringa Organik Indonesia di Blora, Jateng, Kakao Kolut Madai di Kolaka Utara, Sultra, dan kopi Kopinta di Tana Toraja, Sulsel.
 
Kehadiran produk turunan itu sebagai bukti bahwa produk perkebunan nonsawit tengah naik kelas menjadi produk olahan skala ekspor dan berdampak langsung ke petani. Saat ini pemerintah fokus pada hilirisasi dan mendorong pekebun menghasilkan produk jadi yang memiliki nilai tambah bermutu dan berdaya saing. Sehingga, terbangun kelembagaan petani yang kokoh dan secara bertahap terbentuk sebuah korporasi di subsektor perkebunan.
 
"Ke depan terus berupaya mempersiapkan dan memperkuat komoditas perkebunan yang dapat mensubtitusi impor, seperti pengembangan gula berbasis nontebu yaitu stevia, aren, dan lontar, serta pengembangan penguatan pangan melalui pengembangan kawasan kelapa sebagai naungan kakao," jabarnya.
 
 
Business Matching
 
Tidak hanya FGD dan talkshow, berbagai kegiatan menarik mewarnai BUNEX 2023, meliputi peluncuran pabrik mini turunan minyak atsiri dan pabrik pupuk organik mandiri, pameran UMKM, business matching, klinik perkebunan, Taksi Alat dan Mesin Perkebunan (TITAN), dan Mentan Mendengar. Selain itu, tampil pula nursery perkebunan, Minimarket Bun (bazar murah produk perkebunan), kuliner hasil perkebunan, job fair perkebunan, serta aneka lomba.
 
BUNEX 2023 melibatkan 123 peserta yang terdiri dari 67 UMKM dan 56 perusahaan BUMN, swasta lembaga, dan asosiasi. Mereka bergerak di bidang produsen benih, sarana dan prasarana teknologi, alat dan mesin perkebunan, serta produsen olahan hasil perkebunan, seperti produk olahan kopi, kakao, dan kelapa, mi dan kue berbahan dasar sagu, hingga jus dan lauk berbahan dasar jambu mete.
 
Sesi business matching dihadiri Duta Besar Filipina, Kamboja, Mesir, Kenya; perwakilan Kedubes Mesir, Belarus, Moldova, Portugal dan Mozambik; serta mitra atau off taker perkebunan, antara lain Caldera North America, Barco, Garuda Asia Nusantara, Minamas Group, Eagle High Plantations, Lulu Hypermart, Accor Group, dan lainnya. Business matching mempertemukan UMKM perkebunan dengan off taker untuk meningkatkan akses pasar UMKM serta memberi beragam pilihan sumber produk perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan berkualitas.
 
"Pada kegiatan BUNEX ke-2 tahun 2023 dilakukan penandatanganan MoU para UMKM binaan perkebunan dengan para offtaker senilai total Rp1.027.050.000.000 untuk produk kopi, kopra, kakao, dan briket arang kelapa untuk tujuan ekspor ke Kanada, Portugal, Jerman, dan Timur Tengah, serta tentunya pasar domestik kita," ucap Andi Nur semringah.
 
Selama 3 hari pelaksanaan, nilai keuntungan ekspor dan penjualan lokal mencapai Rp1,027 triliun. Yaitu, meliputi transaksi Legenda Java Sugar sebesar Rp118,80 miliar, Caldera Rp615,75 miliar, dan Tomkokoca Rp292,50 miliar. "MoU ini dihasilkan oleh para UMKM binaan Ditjen Perkebunan dengan para mitra pembeli. Harapan kami ke depan akan terus tumbuh UMKM perkebunan lainnya yang dapat bermitra dengan buyer sehingga makin mendorong tumbuhnya ekspor perkebunan di masa depan," harapnya.
 
 
Generasi Muda
 
Kegiatan yang tidak kalah mencuri perhatian ialah Workshop Mixology Perfomance oleh Farhah Nasibah, pemilik Toko Kopi Kuli Indonesia. Mixology adalah istilah lain untuk bartending alias mencampur minuman. Farhah memberikan tips meracik kopi dengan kombinasi susu, gula aren, sirup, atau lainnya. Acara ini diminati generasi muda yang antusias menyimak.
 
Ada pula Latte Art Performance oleh Fuji Yanto yang menjadi barista sejak 2014, menggunakan mesin kopi buatan lokal 210 project yang cocok untuk pemula karena mudah dioperasikan. Lalu, lomba cerdas cermat dan yelyel bertema BUNEX yang diikuti pelajar SMA/SMK, di antaranya SMA 11 Tangsel, SMA 7 Tangsel, SMA 22 Tangerang, dan SMK 63 Jakarta.
 
Guna membuka wawasan generasi muda akan sawit, Ditjenbun menginisiasi Edukasi ‘Sawit itu Baik’. Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif PASPI mengedukasi generasi muda bahwa sawit itu baik, tidak seperti isu yang beredar. "Kampanye negatif sawit terbentuk karena kurangnya pemahaman mengenai tanaman itu sendiri. Banyak mitos yang beredar tentang kelapa sawit sebagai tanaman yang boros air, merusak lingkungan dengan limbahnya, dan mengancam satwa liar, serta isu negatif lainnya," bebernya.
 
Generasi muda berasumsi, sawit itu merugikan dan perlu dibatasi penggunaannya sebab diisukan dapat mempengaruhi kesehatan. Tungkot meluruskan persepsi itu. "Selama 24 jam sehari kita selalu ada kaitannya dengan sawit. Dari mulai bangun tidur, kita sikat gigi dengan produk turunan sawit. Sampai halnya kita mandi, makan, dandan, itu mengandung sawit,” jelasnya.
 
Pengumuman pemenang lomba menutup acara BUNEX 2023. SMK 63 Jakarta menjuarai lomba cerdas cermat bersama SMA 7 Tangsel juara 2 dan SMA 12 Tangsel juara 3. Lomba stand terbaik diraih PT Asian Agri sebagai juara 3, TITAN juara 2, dan BPDPKS juara 1. Serta, pengumuman juara lomba lainnya seperti Cup Tester Competition GEN Z, lomba mewarnai, menggambar, dan UMKM terbaik.***

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain