Selasa, 7 Mei 2019

PERKEBUNAN : Membidik Target 140 Ton/Ha

PERKEBUNAN : Membidik Target 140 Ton/Ha

Foto: Istimewa
Produktivitas tebu dan gula kita masih rendah

Penambahan produktivitas menawarkan keuntungan lebih bagi petani dan pabrik gula. Bagaimana caranya?
 
Peluang bisnis tebu dan gula masih menjanjikan. Buktinya, sudah ada tiga investor pabrik gula (PG) baru yang berani menggelontorkan dana triliunan rupiah. Ketiganya sudah beroperasi. Padahal, menurut Ditjen Perkebunan, Kementan, pemerintah tengah mendorong berdirinya 10 PG baru. 
 
Para pemain baru ini membidik produktivitas tebu minimal 80 ton/ha. Bahkan Menteri BUMN Rini M. Soemarno pun sejak tahun lalu mendorong PG-PG pelat merah untuk berproduksi 100 ton/ha. 
 
Untuk mencapai produktivitas setinggi itu, bisa dimulai dengan memilih varietas unggul. Salah satu sumber bibit unggul adalah Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Menurut Dr. Lilik Koesmihartono Putra, Direktur P3GI varietas-varietas hasil rakitan para peneliti di instasinya berpotensi hasil rata-rata di atas 100 ton/ha dan rendemen hingga 12%.
 
“Hanya saja realisasi di lapangan 80-90 ton. Masalahnya ketika tebang, muat, dan angkut serta proses olah banyak losses (kehilangan). Di Jawa terutama, potensi di kebun tinggi, tapi jarak kebun tebu dengan PG jauh. Kalau dulu ada pewilayahan, misal PG di Kediri ya ambil tebu dari Kediri saja.
 
Sekarang nggak ada lagi. Tebu Banyuwangi bisa digiling di Kediri. Tebunya jalan-jalan, jadi banyak losses. Belum truknya ngantre dan efisiensi pabrik,” paparnya di sela seminar “Pupuk dan Mekanisasi di Perkebunan” yang digelar PT Riset Perkebunan Nusantara di Jakarta, 4-5 April 2019. 
 
Padahal semakin lama tebu masuk ke pabrik, semakin menurun nilai rendemennya. Agar hasil gulanya optimum, tebu harus memenuhi kriteria bersih, masak, dan segar.  “Maksimal 2 x 24 jam sudah harus diolah,” imbuh Lilik yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Penelitian P3GI.
 P3GI.
 
 
Produktivitas Gula Kita Rendah
 
Menarik data yang dipaparkan PTPN X dalam acara World Plantation Conference dua tahun silam tentang perbandingan produktivitas tebu, gula, dan rendemen di antara Indonesia, Brasil, Thailand, India, dan Australia. Produktivitas tebu per hektar kelima negara itu tidak berbeda jauh, antara 70-85 ton.
 
Namun, angka rendemen Indonesia jauh sekali, hanya 7,22%-8,0%. Sementara yang lain berkisar 9,5%-14,7%. Angka tertinggi dicapai oleh Brasil (13%) dan Australia (14,7%). 
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 15 Edisi No. 299 yang terbit Mei 2019. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain