Kamis, 12 Oktober 2023

SORGUM : Melirik Keunggulan Sang Alternatif Gandum

SORGUM : Melirik Keunggulan Sang Alternatif Gandum

Foto: Sabrina Yuniawati
Sorgum dapat ditanam pada musim kemarau dan penghujan

Perlu perjuangan ekstra keras untuk mengembangkan sorgum sampai diterima masyarakat sebagai alternatif pengganti beras.
 
Kementan gencar melakukan sosialisasi budidaya sorgum sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Presiden menginginkan sorgum berjaya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Pengembangan tanaman biji-bijian ini telah puluhan tahunterhenti. Kini hanya tersisa ribuan ha saja.
 
Sorgum menarik dilirik sebagai pengganti gandum karena isu krisis pangan global akibat harga pangan tinggi yang dipicu perang antara Rusia-Ukraina. Dua negara yang tengah berseteru ini termasuk gudang gandum dunia.
 
Sorgum bisa menjadi salah satu komoditas pangan strategis dan bernilai ekonomi tinggi bagi Indonesia. Semua bagian tanaman bernama ilmiah Sorghum bicolor ini dapat dimanfaatkan. Batang, daun, dan biji dapat digunakan sebagai bahan pangan, pakan, hingga penghasil bioetanol.
 
 
Pengembangan
 
Menurut Yudith Sriwulandari, Ketua Koperasi Sorgum Nusantara Jaya, kendala dalam pengembangan sorgum adalah konsumsi masih terbilang kecil. Pasalnya,masih banyak masyarakat Indonesia belum mengenal sorgum. Peran pemerintah sangat penting untuk mendorong bisnis sorgum dengan cara sosialisasi konsumsi sorgum.
 
“Intinya,penyiaran tentang sorgum di televisi dan media lain belum gencar sampai sekarang. Sebagian masyarakat belum tahu sorgum itu apa, bentuknya seperti apa, manfaatnya, dan keunggulannya apa,” ujar Yudith saat dihubungi AGRINA (1/10).
 
Selain itu, lanjut dia, banyak petani terkendala tidak memiliki mesin sosoh dan perontok karena harganyaterbilang mahal. “Mesin pemipil jagung bisa dipakai, tapi satu kelompok tani ada yang memiliki, ada yangtidak. Bantuan alsintan sangat dibutuhkan karena petani kesulitan mengajukan bantuan alsintan pascapanen ke Kementan,” terang ibu yang hobi membuat kue ini.
 
Yudith menanam sorgum di Desa Cikalong Wetan, Kec. Cipeundeuy, Subang, Jabar, ini menerangkan, selain meningkatkan konsumsi sorgum, pengembangan sorgum tidak bisa berjalan dengan baik karena tidak ada penampung produksi petani. Karena itu, ia berpendapat, peran Badan Pangan Nasional (BPN) dan BULOG sangat penting. BULOG dapat menyerap hasil produksi petani untuk membangun ketahanan pangan nasional dengan sorgum.
 
“Kepala BPN dapat memberikan wadah untuk menampung hasil produksi petani atau kerja sama dengan BULOG artinya ada perhatian khusus dari BPN kepada sorgum. Namun sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya, peran kedua lembaga ini sangat penting untuk pengembangan sorgum dan kami tidak bisa apa-apa tanpa adanya peran pemerintah, lembaga, dan lainnya,” urainya.
 
Padahal,imbuh Yudith, sorgum merupakan salah satu makanan pengganti nasi ketikaharga beras melambung. Selain itu, sorgum dapat dibudidayakan, baikpada musim kemarau maupun penghujan.
 
“Saat produksi padi menurun di musim kering, masyarakat dapat membudidayakansorgum sehingga ketahanan pangan tetap terjaga. Keunggulan lainnya, sorgum dapat menjadi solusi saat bencana alam. Beras sorgum tinggaldiseduh dengan air panas sudah jadi nasi. Nasi sorgum ini bisa diandalkan saat situasi darurat,” ungkapnya.
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 352 terbit Oktober 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain