Minggu, 4 September 2022

Produsen Plastik Tambak Dukung Industri Udang Nasional

Produsen Plastik Tambak Dukung Industri Udang Nasional

Foto: Dok. Mutiara Cahaya Plastindo
Yenny Budianto dan Arif Mustofa (AGRINA) di stan PT Mutiara Cahaya Plastindo

Indonesia tengah mengejar produksi udang sebesar 2 juta ton pada 2024. Peran para pembudidaya dan penyedia sarana tambak sangat penting dalam pencapaian target tersebut.
 
 
Sebagianbesar pembudidaya udang sistem intensif bergabung dalam wadah Shrimp Club Indonesia (SCI). Mereka menjadi salah satu pilar produksi udang nasional. Pada 23-25 Agustus 2022, SCI menggelar musyawarah nasional (munas) kelima di Surabaya, Jatim, dengan dukungan para pemasok sarana tambak, seperti produsen plastik/mulsa, pakan, imbuhan pakan, kincir, obat-obatan, juga perusahaan rintisan. Khusus produsen plastik tambak diwakili dua perusahaan terkemuka, yakni PT Hidup Baru Plasindo dan PT Mutiaracahaya Plastindo yang menggelar produk andalannya di arena pameran.
 
 
Plastik Geomembrane Jempol
 
PT Hidup Baru Plasindo yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah, ini memproduksi berbagai macam plastik untuk kebutuhan industri, pertanian, dan perikanan sejak 1982. Di bidang perikanan, produk andalannya adalah plastik Geomembrane yang kini mulai menjadi andalan para pembudidaya.
 
Geomembrane merupakan lapisan plastik kedap air yang digunakan sebagai pelapis tambak. Plastik bermerek “Jempol” ini berbahan baku membran tak tembus yang mampu mencegah air tambak terkontaminasi cemaran dan polutan berasal dari tanah atau lumpur. Berdasarkan bahan baku yang digunakan Geomembrane dibagi menjadi dua jenis yaitu Geomembrane LDPE  (Low Density Polyethylene) dan Geomembrane HDPE (High Density Polyethylene). Geomembrane LDPE merupakan lembaran plastik hitam pekat yang terbuat dari bijih plastik LDPE. Plastik ini terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan ketebalannya, yakni 200, 300, 500, dan 700 mikron.
 
Sementara itu Geomembrane HDPE terbuat dari biji plastik HDPE dengan ketebalan 300, 500, 750, dan 1.000 mikron. Masing-masing masing ketebalan memiliki karakteristik tersendiri dan digunakan sesuai kondisi lahan budidaya.
 
Geomembrane HDPE 500 mikron misalnya, banyak digunakan di tambak udang yang lahannya sedikit berkerikil atau berbatu karena ketebalannya mampu menahan gesekan benda keras dan udang. Udang termasuk hewan bercangkang yang aktif bergerak sehingga pembudidaya membutuhkan Geomembrane cukup tebal untuk melapisi dasar tambak agar tidak mudah bocor. Plastik Jempol HDPE 500 micron ini tahan lama dan kuat serta mudah dibersihkan.
 
Geomembrane LDPE dan Geomembrane HDPE produksi PT Hidup BaruPlasindo memiliki lebarbervariasi 4 m, 6 m,dan 8 m dengan panjang 50 m dan 100 m sehingga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan.
 
“Plastik Jempol” 100% diproduksi di dalam negeri menggunakan bahan baku biji plastik murni dan UV stabilizer sehingga lebih awet, lebih kuat, dan lebih mudah disambung.  Selain mencegah kontaminasi air tambak, fungsinya juga membantu mengurangi penumpukan material organik di dasar tambak yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas udang. Tumpukan material organik tersebut apabila menyentuh tanah bisa membentuk gas-gas beracun dan menimbulkan berbagai penyakit pada udang. Dengan demikian plastik ini mengurangi risiko penyakit dan mampu mempertahankan kualitas air sehingga berdampak mengurangi biaya produksi
 
Hidup Baru Plasindo memproduksi plastik memanfaatkan bahan baku dan aditif terbaik sesuai standar mutu international. Dilengkapi mesin-mesin berteknologi tinggi, perusahaan ini selalu berkomitmen untuk memproduksi plastik dengan kualitas terbaik.
 
Produk plastik Jempol sudah merambah pasar di seluruh Indonesia dan dapat dibeli melalui lapak-lapak digital (marketplace) terkemuka.

 

 

 

Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 339 terbit September 2022 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain