Kamis, 12 Oktober 2023

Melirik Potensi Sumber Pakan Berbahan Baku Magot

Melirik Potensi Sumber Pakan Berbahan Baku Magot

Foto: Shutterstock
Kualitas kandungan nutrisi pada magot dipengaruhi oleh pilihan pakan yang diberikan

Magot alternatif baru bahan baku sumber protein tinggi untuk pakan.
 
Magot atau belatung adalah larva dari jenis lalattentara hitam atauBlack Soldier Fly(BSF) atau Hermetia illucens.Larva yang memiliki ukuran kecilini menyimpan nutrisi tinggi. Mengutiplaman Litbang.pertanian.com,nutrisi utama protein kasar mencapai 41,99%-51,49% dengan kandungan lemak berjumlah kurang lebih 29,65%.
 
Kandungan magot terdiri dari jenis asam amino dan mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan, serta meningkatkan kesehatanhewan. Nutrisi BSF cukup tinggi sebagai bahan baku berkelanjutan untuk memenuhi protein yang dibutuhkan hewan. Lalu, bagaimanakah perkembangan bisnis magot di Indonesia?
 
 
Kualitas Magot
 
Budi Tanaka, CEO Biocycle Indo menjelaskan, kualitas kandungan nutrisi pada magot dipengaruhi oleh pilihan pakan yang diberikan. Sehingga, pemberian makanan seimbang dan tepat akan menghasilkan magot berkualitas tinggi sebagai sumber protein untuk bahan baku pakan ternak.
 
Oleh karena itu, magot sangat cocok sebagai suplemen pakan ternak (livestock) dan budidaya perikanan (aquaculture) karena tinggi protein.
 
“Magot ini unik, terutama di negara tropika, hampir setiap orang bisa budidaya magot sebagai pekerjaan sampingan bahkan melakukan integrated farming (pertanian terpadu). Budidaya magot hasil dari food waste (sisa makanan), dapat diberikan kepada ternak atau produksi dalam kapasitas besar atau industri,” terangnya dalam seminar “Menggarap Bisnis Magot untuk Produksi Pakan yang Berkelanjutan” yang diadakan AGRINA di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang bulan lalu.
 
Senada dengan Budi, menurut Erwin Suwendi, Head of Nutrisionist PT Suri Tani Pemuka, nutrisi yang ada di dalam magot memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi. Namun, protein tersebut dapat bervariasi karena tergantung pada sisi produksi, jenis substrat yang digunakan, proses pemeliharaan, dan proses panen.
 
“Kandungan protein magot berkisar 45%, kandungan lemak cukup unik, serta kandungan minyak banyak tersusun oleh karbon C12 atau asam laurat. Asam laurat ini bagus sebagai imunostimulan atau sistem imun,” terangnya.
 
 
Tantangan
 
Ada beberapa perbedaan kandungan antara magot dengan tepung ikan. Erwinmerinci,asam amino pada magot tidak sebagus tepung ikan. Terutama, asam amino lisin kandungannya hanya 2,6% dan metionin 0,8%pada magot. Sedangkan, tepung ikan proteinnyamencapai60%, lisin sekitar 4,5%, lalumetionin dua kalinya, yaitu 1,6%.
 
Tidak hanya itu, kandungan lainnya yakni kitin berkisar 5%-6%. Kitin merupakan nonprotein nitrogen (NPN) yang dapat memberikan kontribusi nitrogen di dalam bahan baku yang bisa teranalisis sebagai protein.
 
“Magot tidak bisa digantikan dengan tepung ikan, tidak bisa hanya magot saja. Harus dikombinasikan dengan bahan baku lain. Karena kandungan kitin pada magot tidak bisa dicerna sama ikan, udang, dan ayam. Dalam mengkombinasi takaran yang dibutuhkan, tergantung kebutuhan pada ternak atau ikannya. Misalnya, ikan nila bisa menggunakan magotnya 20% ke bawah atau 15% lah. Namun, perlu diingat variasi komposisi nutrisi magot berbeda-beda setiap perusahaan dan tergantung pada substrat, lingkungan, proses budidayanya,” terangnya.
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 352 terbit Oktober 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain