Minggu, 4 September 2022

Efisiensi dengan Teknologi 4.0

Efisiensi dengan Teknologi 4.0

Foto: Sabrina Yuniawati
Adhi S. Lukman (ketiga dari kiri) dan tim AFTEA, Indonesia harus menjadikan industri berbasis pertanian menjadi prioritas

Pameran industri pertanian menjadi kunci untuk menambah wawasan dan informasi teknologi terbaru.
 
 
Tranformasi teknologi 4.0 sangat penting untuk industrialisasi pertanian. Hal ini juga dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menerapkan industri 4.0 pada 4 April 2018.Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong industri melakukan inovasi.Agar industri pangan berkembang serta secara optimal menggunakan teknologi dari hulu hingga hilir.
 
 
Making Indonesia 4.0
 
Ketahanan pangan maupun pembangunan pertanian berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk masa datang. Adopsi teknologi dan inovasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas, efisiensi, dan proses produk pertanian. Perlu pula dorongan dan sinergi disetiap wilayah untuk mempercepat langkah dalam mengeksplorasi dan mengadopsi teknologi.
 
Menurut Putu Juli Ardika, Dirjen Industri Agro,Kemenperin, sektor industri menjadi pemicu dan prioritas nasional dalam industri 4.0. Industri dapat menerapkan teknologi dan memanfaatkan sumber daya alam untuk bahan baku. Sehingga,proses olahan bahan baku dapat menjamin keberlangsungan industri serta biaya produksi bisa lebih efisien. “Teknologi diharapkan bisa mendukung,mendorong,dan memperbaiki sistem on farm, pascapanen, hingga produk olahan. Mengunakan teknologi jauh lebih baik, efisien,dan efektif,” ujarnyasaat pembukaan Agri-Food Tech Expo Asia (AFTEA), Jakarta (24/8). 
 
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengungkap, Indonesia harus menjadikan industri berbasis pertanian menjadi prioritas sebab hasil pertaniannyasangat berlimpah. Sektor tersebut juga memiliki peran sangat penting dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memastikan ketersediaan pangan dengan harga stabil.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelaksanaan MakingIndonesia 4.0perlu dipercepatdengan proses yang terpetakan.misalnya adademontration plot(demplot), bimbingan teknis (bimtek) perindustrian untuk menerapkan 4.0, dan lainnya. Namun,penerapan teknologi 4.0 perlu kolaborasi hulu-hilir agar segera terlaksana. Pasalnya, industri pangan berbasis pertanian semakin berkembang pesat dan terus tumbuh untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun ekspor.
 
“Industri yang menerapkan inovasi teknologi,pertumbuhannya akan lebih baik. Penerapan teknologi membutuhkan dorongan vendor (event organizer) dan kolaborasi dari berbagai negara seperti negara Thailand,Vietnam. Pameran teknologi juga sangat penting untuk mengetahui teknologi yang dibutuhkan dan mengetahui teknologi baru,” urainya.    
 
 

 

Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 339 terbit September 2022 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain