Bungaran Saragih - Sejumlah komoditas pernah menjadi andalan dan kebanggan Indonesia di pasar dunia
“Industri sawit kita berawal dari empat benih kelapa sawit yang ditanam sebagai tumbuhan koleksiKebun Raya Bogor pada1848. Kini kita sudah menjadi produsen, eksportir, dan konsumen terbesar di dunia. Hal ini merupakan kebanggaan nasional,” ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000–2004, saat diwawancara AGRINA.
Bagaimana sejarah sawit di negara kita?
Dalam sejarah, sejumlah komoditas pernah menjadi andalan dan kebanggaan Indonesia di pasar dunia. Sayangnya sekarang banyak yang tinggal kenangan.
Rempah-rempah pada masa kolonial pernah mengharumkan Indonesia. Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua dunia pada 1930-an, namun kini berbalik jadi importir gula terbesar dunia.
Satu satunya komoditas tersisa yang bikin bangga adalah minyak sawit. Ketika saya menulis ekonomi kelapa sawit sebagai disertasi di North Caroline University USA pada 1980, perkebunan sawit Indonesia baru sekitar 300 ribu ha.
Produksi CPO-nya sekitar 720 ribu ton, 70% di antaranya kebun sawit negara. Waktu itu, saya sudah memperkirakan suatu saat kita akan menjadi “raja” sawit dunia.
Industri sawit kita berawal dari empat benih kelapa sawit yang ditanam sebagai tumbuhan koleksiKebun Raya Bogor pada 1848. Kemudian bijinya disebarkan untuk ditanam menjadi tanaman hias diberbagai daerah khususnya di perkebunan tembakau Deli.
Usaha perkebunan sawit secara komersial pertama kali dimulai pada 1911 oleh perusahaan Belgia di Pulau Raja (Asahan), Sungai Liput (Aceh) dan perusahaanJerman di Tanah Itam Ulu (Batubara). Sejak itu, perusahaan perkebunan sawitterus berkembang hingga 1920 sekitar 8.000 hayang dikelola 34 perusahaan.
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 346 terbit April 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.
