Kamis, 12 Oktober 2023

Internalisasi Iklim Dalam Produksi Pangan

Internalisasi Iklim Dalam Produksi Pangan

Foto: Dok. Pribadi
Iklim sangat mempengaruhi kinerja sektor pertanian

"Dalam membangun pertanian, iklim menjadi salah satu faktor kunci yang sering diabaikan keberadaannya. Padahal, keberhasilan produksi pangan sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim yang semakin sulit diprediksi," ungkap Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, M.Ec., Menteri Pertanian periode 2000 – 2004, saat diwawancara AGRINA.
 
 
Bagaimana iklim mempengaruhi kinerja sektor pertanian?
 
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara samudera Pasifik dan Hindia serta benua Asia dan Australia sehingga sangat dipengaruhi fenomena iklim ekstrem La Nina dan El Nino.
 
La Nina menyebabkan hujan berkepanjangan sehingga berpotensi menimbulkan bencana banjir, tanaman terendam banjir, dan gangguan penyakit tanaman. Sebaliknya, El Nino mengakibatkan kemarau panjang yang memicu kekeringan, gangguan musim tanam, dan ledakan serangan hama.
 
Fenomena iklim ekstrem mulanya datang 10 tahun sekali lalu menjadi 5 tahunan. Efek pemanasan global membuat kejadian iklim ekstrem lebih maju, berulang 3 tahun sekali. Indonesia pernah mengalami El Nino pada 1972/1973, 1982/1983, 1997/1998, 2009/2010, dan 2015/2016. Di setiap fenomena itu, produksi beras nasional turun signifikan.
 
Dampak kemarau ekstrem yang cukup parah terjadi pada 1997. Saat itu negara kita mengalami El Nino sangat kuat sehingga harus mengimpor beras yang sangat besar, mencapai 5 juta ton.
 
BMKG memprediksi, tahun ini El Nino kembali terjadi di Tanah Air yang berpotensi menurunkan produksi pertanian, seperti beras dan jagung. Saat ini saja harga beras dan jagung sudah naik dalam beberapa bulan terakhir. Bagaimana harganya nanti jika terjadi gagal panen dalam jumlah besar akibat iklim ekstrem?
 
Sementara itu, negara-negara di dunia berlomba-lomba mengamankan produksi pangannya untuk kebutuhan dalam negeri karena iklim ekstrem. Dunia bahkan sempat dibuat heboh dengan kebijakan India yang menghentikan ekspor beras putih nonbasmati dalam jumlah besar pada Juli lalu karena kenaikan harga beras eceran dalam negeri setelah gagal panen akibat keterlambatan hujan. Hal ini tentu berdampak besar pada lonjakan inflasi pangan global.
 
 
 
 
Untuk naskah selengkapnya silakan baca Majalah AGRINA Edisi 352 terbit Oktober 2023 atau dapatkan majalah AGRINA versi digital dalam format pdf di Magzter, Gramedia, dan Myedisi.

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain