Rabu, 5 Desember 2018

Kontribusi Positif Alsintan di Indonesia

Alat dan mesin pertanian (alsintan) berperan kuat menyokong modernisasi pertanian. Sejauh mana kontribusinya?
 
Pemerintah terus mendukung pembangunan sektor pertanian, khususnya untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) berperan sebagai penyedia fasilitas sarana dan prasarana untuk mendukung program tersebut.
 
Selama empat tahun terakhir (2015-2018), bantuan ini ditujukan sebagai stimulus atau pemicu pembangunan pertanian di pedesaan. Secara tidak langsung, dampaknya menyasar pada peningkatan indeks pertanaman (IP), penambahan luas baku lahan sawah, penambahan luas tanam, perlindungan usahatani, dan peningkatan produkvitas. 
 
Bangun Desa
 
Dalam hal ini, Kementan bekerja sama dengan Pemerintah Desa untuk pembangunan pertanian berkelanjutan. “Kepala Desa memegang peranan penting dalam swasembada pangan. Tanpa Kepala Desa pembangunan pertanian tidak akan berjalan dan ketahanan pangan jadi terganggu,” beber Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan) pada acara Pelatihan dan Silaturahmi Pemerintah Desa se-Indonesia di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang Selatan (29/11).
 
Dukungan diberikan dalam bentuk bantuan. Pada 2016, Kementan mengucurkan anggaran untuk membangun desa adalah sebesar Rp46,9 triliun. Kemudian anggaran itu meningkat menjadi Rp68 triliun pada 2017 dan Rp73 triliun pada 2018. Anggaran tersebut direalisasikan untuk berbagai program pengembangan prasarana dan sarana pertanian di pedesaan. Termasuk, mendorong modernisasi pertanian untuk peningkatan produksi hasil pertanian melalui mekanisasi pertanian.
 
Tahun ini, kontribusi Kementan untuk mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan petani adalah dengan mengalokasikan 85% anggaran ke pengadaan sarana produksi pertanian. Contohnya, perbaikan jaringan irigasi, pembangunan embung, bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), bantuan benih unggul, subsidi pupuk, dan perluasan areal tanam.
 
Terkait mekanisasi pertanian, sejak Oktober 2014 hingga April 2018, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan dalam bentuk rice transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller & rice milling unit (RMU), traktor, dan pompa air. Menurut rilis Kementan 29 November 2018, mekanisasi pertanian sukses menurunkan susut hasil hingga 10%. Selain itu, juga menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam dan panen dari pola manual. Estimasi penghematannya dari Rp7,3 juta/ha menjadi Rp5,1 juta/ha.
 
Kelanjutan tentang tulisan ini baca di Majalah AGRINA versi Cetak volume 14 Edisi No. 294 yang terbit Desember 2018. Atau, klik : https://ebooks.gramedia.com/id/majalah/agrina, https://higoapps.com/browse?search=agrina, https://www.mahoni.com, dan https://www.magzter.com/ID/PT.-Permata-Wacana-Lestari/Agrina/Business/
 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain