Selasa, 12 September 2023

Semarak Gelar Inagritech 2023

Semarak Gelar Inagritech 2023

Foto: Z. Rendra Nasution
Satrindo pamerkan traktor Kioti dan mini dumper

Pameran teknologi dan mesin pertanian ini sukses menghadirkan 300 lebih peserta dari 20 negara.
 
Inagritech ke-9 yang berlangsung pada 23-25 Agustus 2023 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, tersebut berlangsung lebih meriah ketimbang edisi sebelumnya. Ini terlihat dari hadirnya tiga paviliun, yakni China, Korea, dan Taiwan. Paviliun China mendominasi karena total ada 126 perusahaan. Tak mengherankan bila rangkaian produknya paling lengkap.
 
Sementara dipaviliun Korea tergabung 24 perusahaan dan Taiwan 10 perusahaan. Peserta dari India juga cukup banyak, 28 stan dan Indonesia 94 stan termasuk asosiasi terkait dan universitas. Sementara area di luar ruangan ada dua perusahaan yang pamer traktor dan mesin panen padi buatan Korsel dan China.
 
Baki Lee, Presdir PT GEM Indonesia, penyelenggara acara, menyatakan kegembiraannya lantaran  jumlah peserta lebih banyak. “Yang baru pada edisi ini ada seksi agrokimia. Di alsintan, ada yang pamer traktor otonomus (dioperasikan tanpa pengemudi),” komentarnya seusia penutupan (25/8).
 
 
Dari Traktor Hingga Peranti Pintar
 
Alat dan mesin untuk menunjang produksi dan efisensi industri pertaniantanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan tampak lengkap,dari hulu hingga hilir. Untuk pengolahan lahan dan pengelolaan kebun, sejumlah produsen dan distributor memamerkan produk traktor unggulan. Tak ketinggalan penyedia suku cadang dan printilannya.
 
“Kami menampilkan traktor Kioti dengan beberapa tipe yang sangat sesuai untuk perkebunan sawit. Selain itu ada produk Hansung Minidumper, alat angkut buah kelapa sawit yang sangat cocok di areal gambut dan jalan berlumpur. Ada juga Mini Excavator kelas 5 ton dari Hyundai,” ujar Z. Rendra Nasution, Sales Division Head PT Satrindo Mitra Utama, distributor Kioti dan Hyundai dari Korsel.
 
Mekanisasi juga merambah penebaran benih biji-bijian dan pupuk. “Kami kenalkan direct seeder untuk penanaman padi yang lebih cepat. Ini bisa menjadi game changer (terobosan) bagi petani Indonesia dan ini juga sudah diujicoba di International Rice Research Institute,” kata Igor Dolimar, Key Account Manager APV Technische Produkte GmbHdari Austria.
 
Pun dalam pemetaan, penghitungan populasi tanaman, dan pengendalian hama penyakit sudah ada sarana pintar, seperti drone dan peranti fertigasi. Sekadar contoh, Smart Tech Solution (DJI), Beijing TT Aviation Technoloy, Kagara Agro, dan Maxxi Indonesia. Dari akademisi misalnya, Fakultas Teknologi Pertanian UGM mengunggulkan peranti pintar pemantau cuaca, kelembapan tanah, ketinggian air irigasi juga sistem untuk rumah kaca. Bisa dibilang, penyedia sarana pertanian 4.0 yang sarat teknologi digital semakin marak dalam pameran kali ini.
 
Tentu tak hanya alat dan mesin, produsen sarana produksi lain, seperti pupuk dan pestisida, baik organik maupun kimia sintetis, juga melimpah. Dari China saja, ada 20-an perusahaan.  India Pesticides Limited, Prabhat Fertilizer (India), Kreasi Sadawira Utama (Indonesia), Merkez Anadolu Kimya (Turki), dan Omex Agrifluid (Inggis).
 
 
Alsin Pascapanen
 
Dalam hal pascapanen, PT Rutan dari Surabaya mengusung rangkaian mesin pengolah gabah menjadi beras premium dengan brand Satakedari Jepang. Sementara dari Korsel, Lee-Hwa Industry mempromosikan mesin pengolah gabah bertipe kecil. “Tipe yang sebelumnya sudah kami jual di Jawa Tengah,” ungkap Yoo Jong Sung, PT Tirta Utama Indonesia, distributornya.
 
Dari Taiwan, Suncue Industry, menjual mesin pengering biji-bijian, yang diklaim telah diinstalasi di 60 negara termasuk Indonesia. Di Paviliun China, banyak perusahaan yang menyediakan mesin pengolah biji-bijian mulai dari pengering hingga silo penyimpannya. Sayangnya, tidak ada satu pun yang menampilkan produknya di areal luar ruangan.
 
Sedangkan untuk pascapanen hortikultura, hanya ada satu produsen mesin pengupas dan pemotong buah-buahan hingga siap makan, yakni ABL dari Italia. Masih terbatasnya sarana panen dan pascapanen komoditas hortikultura ini juga yang disayangkan Abdul Karim, Sekjen Asosiasi Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia.
 
Selain pameran, penyelenggara juga mengadakan forum dengan tema “Transforming Smart Agriculture: Adoption, Impacts, and Implications for Sustainable Development”. Perbincangan ini menghadirkan para pembicara dari pemerintahan, termasuk Prihasto Setianto, Dirjen Hortikultura, Kementan, dan pengusaha di bidangnyasekalian berpromosi.
 
 
 
Peni Sari Palupi

 

 
Agrina Update + Moment Update + Cetak Update +

Artikel Lain